laporan indraja II
PENAFSIRAN FOTO UDARA DAN CITRA SATELIT
( INDERAJA 2)
Disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
Mata Kuliah Sistem Informasi Spasial( Inderaja 2 )
Oleh :
KHT A
AHMAD FAUZY
L 131 14 061
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Judul
: Laporan Lengkap
Praktikum (Inderaja 2)
Tujuan :
Untuk mengetahui cara Penggunaan GPS, cara Georeferencing,
Digitasi dan Layout Peta
Nama :
AHMAD FAUZY
Stambuk :
L 131 14 061
Kelas :
KHT A
Jurusan :
Kehutanan
Fakultas : Kehutanan
Universitas : Tadulako
Palu, Desember 2016
Mengetahui
Koordinator Asisten Indraja 2 Asisten Penanggung Jawab
Haris Priyana Herlangga Adiputra,
S.Hut
L 131 12 020
Menyetujui,
DosenPenananggungjawab
DosenPenananggungjawab
Mata Kuliah Penafsiran Foto
Udara dan Citra
Dr.Ir. H. AKHBAR MT
NIP : 19621231 198702 1 065
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas limpahan rahmat serta karunia-Nya kepada penyusun sehingga praktikum dan penyusunan laporan Indraja 2 berjalan dengan baik.
Tak lupa penyusun mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang
telah banyak berperan penting dalam membantu penyusunan laporan ini, yaitu
kepada dosen pembimbing yang banyak memberikan semangat dan masukan baik dalam
teori maupun pelaksanaannya, dan terutama kakak asisten yang telah memberikan
bimbingan dan arahan selama kegiatan praktikum hingga sampai saat penyusunan
laporan.
Dalam penyusunan laporan ini, peyusun meyadari bahwa laporan ini sangat jauh
dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu peyusun
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat dijadikan
pedoman agar memperbaiki penyusunan laporan selanjutnya.Pada kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan maupun bantuan dalam menyusun laporan lengkap ini dan semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua baik sekarang maupun di masa yang akan datang.
Palu, Desember 2016
Penyusun
|
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR v
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang 1
1.2 Tujuan dan
Kegunaan 4
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Definisi Sistem Informasi Geografis (SIG) 5
2.2
GPS (Global Positioning System) 5
2.3
Georeferencing 6
2.4
Digitasi 7
2.5
Layout 8
2.6
Citra WorldView 9
III.
METODE
PRAKTEK
3.1 Waktu dan
Tempat 10
3.2 Alat dan Bahan 10
3.3 Cara Kerja 11
IV.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1. Hasil 15
4.2.Pembahasan 15
V.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan 17
5.2
Saran 17
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
No. Teks Halaman
1.
Layout
Kelurahan Buluri 14
DAFTAR LAMPIRAN
No. Teks
1
Dokumentasi
Kelompok
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Era komputerisasi telah membuka wawasan dan paradigma
baru dalam proses pengambilan keputusan dan penyebaran informasi. Data yang merepresentasikan
dunia nyata dapat disimpan dan diproses sedemikian rupa sehingga dapat
disajikan dalam bentuk-bentuk yang lebih sederhana dan sesuai kebutuhan. Sesuai
dengan perkembangan teknologi, khususnya komputer grafik, basisdata, teknologi
informasi, dan teknologi satelit inderaja (penginderaan jauh/remote sensing),
maka kebutuhan mengenai penyimpanan, analisis, dan penyajian data yang
berstruktur kompleks dengan jumlah besar makin mendesak. Struktur data kompleks
tersebut mencakup baik jenis data spasial maupun atribut.
Dengan demikian, untuk mengelola data yang kompleks
ini, diperlukan suatu sistem informasi yang secara terintegrasi mampu mengolah
baik data spasial maupun data atribut ini secara efektif dan efisien. Tidak itu
saja, sistem inipun harus mampu menjawab dengan baik pertanyaan spasial maupun
atribut secara simultan. Dengan demikian, diharapkan keberadaan suatu sistem
informasi yang efisien dan mampu mengelola data dengan struktur yang kompleks
dan dengan jumlah yang besar ini dapat membantu dalam proses pengambilan
keputusan yang tepat. Salah satu sistem yang menawarkan solusi-solusi untuk
masalah ini adalah Sistem Informasi Geografis (SIG).
Secara umum, terdapat dua jenis data yang dapat
digunakan untuk merepresentasikan atau memodelkan fenomena-fenomena yang
terdapat di dunia nyata. Yang pertama adalah jenis data yang merepresentasikan
aspekaspek keruangan dari fenomena yang bersangkutan. Jenis data ini sering disebut
sebagai data-data posisi, koordinat, ruang, atau spasial. Sedangkan yang kedua
adalah jenis data yang mereprensentasikan aspek-aspek deskriptif dari fenomena
yang dimodelkannya. Aspek deskriptif ini mencakup items atau properties
dari fenomena yang bersangkutan hingga dimensi waktunya. Jenis data ini
sering disebut sebagai data atribut atau data non-spasial (Eddy Prahasta, 2002)
Data-data yang begitu banyak untuk merepresentasikan
atau memodelkan fenomena-fenomena yang terdapat di dunia nyata seringkali membuat
kita kesulitan dalam mengarsipkannya, karena data-data tersebut masih terpisah
satu dengan yang lainnya. Dengan Sistem Informasi Geografis (SIG), kita dapat
mengarsipkan (penyimpanan) semua data-data yang penting dalam suatu sistem
informasi dan kita juga dapat mengelola, memproses atau memanipulasi,
menganalisis, serta menampilkan kembali data-data tersebut.
Untuk dapat mengoperasikan sistem ini dibutuhkan
perangkat keras dan perangkat lunak. Perangkat lunak dalam hal ini adalah
program komputer yang sesuai untuk tujuan tersebut di atas, sedangkan perangkat
keras adalah sistem komputer (Personal Computer) yang sesuai untuk
pengoperasian perangkat lunaknya. Saat ini di Indonesia, SIG (baik perangkat
lunak, perangkat keras, maupun aplikasi-aplikasinya) telah dikenal secara luas
sebagai alat bantu untuk proses pengambilan keputusan. Sebagian besar institusi
(pemerintah, swasta, baik bidang akademis maupun non-akademis) maupun individu
yang memerlukan informasi yang berbasiskan data spasial telah mengenal dan menggunakan
sistem ini.
Beberapa contoh aplikasi-aplikasi SIG di beberapa bidang
sebagai ilustrasi (Edy Prahasta, 2002) seperti di sumberdaya alam, perencanaan,
kependudukan atau demografi, lingkungan. manajemen utility, pertanahan,
pariwisata, militer, geologi, pertambangan, transportasi, dan lainlain. Sistem
Informasi Geografis (SIG) untuk merepresentasikan dan memodelkan data-data yang
terdapat di Daerah Kecamatan Palu Barat yakni berupa data-data batas
administrasi, data-data tanah, data-data geologi, data-data landuse (penggunaan
lahan), data-data kemiringan lereng, dan data-data Daerah Aliran Sungai (DAS)
di Provinsi Sulawesi Tengah. Perangkat lunak yang digunakan dalam Sistem
Informasi Geografis (SIG) sudah tersedia, seperti MapInfo, ArcInfo,
ArcView dan ArcGIS, AutocadMap, AutoDesk, dan
lain-lain. Dalam hal ini, penyusun memanfaatkan perangkat lunak ArcMap GIS
10.2 dalam mengaplikasikan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk
merepresentasikan data-data spasial maupun data-data atribut yang terdapat di
Daerah Kelurahan Pengawu, Kecamatan Palu Barat - Provinsi Sulawesi Tengah.
1.2
Tujuan dan Kegunaan
Praktikum ini bertujuan untuk melatih
praktikan agar mampu dan mahir dalam penggunaan GPS untuk penentuan titik
koordinat dari suatu objek yang kemudiaan koordinat objek tersebut akan di
lakukan georeferencing dan digitasi. Kemudian melatih kreatifitas mahasiswa
dalam pembuaatn layout peta. Adapun kegunaan dari praktikum ini untuk menunjang
ketersediaan database keberadaan bumi secara lebih terencana yang dapat
dilakukan dengan Sistem Informasi Geografis dengan memanfaatkan kecanggihan
peralatan komputer dalam menangani dan menggunakan data untuk menjelaskan
lokasi di permukaan bumi.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi
Sistem Informasi Geografis (SIG)
Definisi Sistem Informasi Geografis (SIG) selalu
berkembang, bertambah, dan bervariasi. SIG juga merupakan suatu bidang kajian
ilmu dan teknologi yang relatif baru, digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu,
dan berkembang dengan cepat. SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk
memasukkan (capturing), menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan,
memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data - data yang berhubungan dengan
posisi-posisi di permukaan bumi.
SIG dapat didefinisikan
sebagai kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang
memungkinkan untuk mengelola (manage), menganalisa, memetakan informasi
spasial berikut data atributnya (data deskriptif) dengan akurasi kartografi ( Eddy
Prahasta, 2002).
2.2
GPS
( Global Position System )
Global positioning system merupakan metode
penentuan posisi ekstra-teristris yang menggunakan satelit GPS sebagai target
pengukuran. Metode ini dinamakan penentuan posisi secara global karena
koordinat yang dihasilkan bersifat geosentrik, artinya pusat massa bumi
dianggap sebagai pusat sistem koordinat sehingga sistem koordinat ini berlaku
untuk seluruh dunia. Sebagai bidang referensi (bidang datum) koordinat
digunakan elipsoid World Geodetic System 1984 (WGS 1984).
Sedangkan
alat untuk menerima sinyal satelit yang dapat digunakan oleh pengguna secara
umum dinamakan GPS Tracker atau GPS Tracking, dengan menggunakan alat ini maka
dimungkinkan user dapat melacak posisi kendaraan, armada ataupun mobil dalam
keadaan Real-Time.
GPS
merupakan akronim dari Global Positioning System atau system penentuan posisi
global, yaitu serangkaian satelit navigasi ( NAVSTAR ) milik US Dept. Of
Defense yang mengorbit bumi dan secara kontinyu memancarkan sinyal radio
berkekuatan sangat rendah sehingga memungkinkan seseorang yang memiliki penerima sinyal GPS (GPS receiver)
untuk menentukan posisinya di permukaan bumi. Susunan satelit telah diatur
sedemikian rupa sehingga sehingga setiap GPS receiver dipermukaan bumi dapat
menerima sinyal dari minimal 4 satelit. Dengan mengukur jarak dari receiver ke
masing-masing satelit, dapat dihitung pengamat di permukaan bumi. (Abidin,
2000)
2.3
Georeferencing
Georeferensi merupakan
Langkah awal yang harus dilakukan pada data-data mentah, sebelum diproses lebih
lanjut dengan GIS. Setiap data GIS harus dalam status tergeoreferensi, yakni
sudah berada pada posisi yang tepat di permukaan bumi, sesuai dengan sistem koordinat
yang digunakan. Salah satu contoh data yang perlu digeoreferensi adalah peta
dasar untuk digitasi yang biasanya masih dalam format raster (jpg, tiff, png,
dsb) (Nurfadilla, 2012).
Georeferencing yaitu proses
scaling, berputar, menerjemahkan dan deskewing gambar agar sesuai dengan ukuran
tertentu dan posisi. Para georeferensi jangka panjang akan menjadi asing bagi
pengguna GIS, tetapi umum CAD pengguna mungkin belum pernah melihat kata
sebelumnya, meskipun fungsi ini sangat berguna untuk pekerjaan mereka.Kata
awalnya digunakan untuk menggambarkan proses dari referensi gambar peta ke
lokasi geografis grafis.Untuk sesuatu georeferensi berarti untuk mendefinisikan
keberadaannya di ruang fisik, Artinya, mendirikan perusahaan lokasi dalam hal
proyeksi peta atau sistem koordinat. Istilah ini digunakan baik ketika
menetapkan hubungan antara raster atau vektor gambar dan koordinat tetapi juga
ketika menentukan lokasi spasial fitur geografis lainnya. Contohnya termasuk
menetapkan posisi yang benar dari sebuah foto udara dalam peta atau menemukan
koordinat geografi suatu nama tempat atau jalan alamat (Galuh Subroto, 2011).
2.4 Digitasi
Proses digitasi on-screen adalah digitasi yang
dilakukan pada layar monitor komputer dengan memanfaatkan berbagai perangkat
lunak sistem informasi geografis seperti Arc View, Map Info, AutoCad Map, dan
lain-lain. Data sumber yang akan didigitasi dalam metode ini tidak dalam bentuk
peta analog atau hardcopy. Data sumber tersebut terlebih dahulu disiam (scan)
dengan perangkat scanner. Penyiaman ini akan membentuk sebuah data yang mirip
dengan hardcopy yang disiam, dalam bentuk data raster dengan format file
seperti .jpg, .bmp, .tiff, .gif, dan lain-lain. Data tersebut berujud file
gambar raster yang dapat dilihat dengan menggunakan berbagai perangkat lunak
pengolah gambar. (Widartono,
2002)
2.5
Layout
Layout peta merupakan pekerjaan terakhir
setelah input data, editing data, analisis data, penambahan label, dan
pengaturan legenda daftar isi telah dilakukan. Melalui fasilitas layout dapat
membuat dan mengatur data mana saja yang akan digunakan sebagai output dari
proses atau analisis gis yang digunakan serta bagaimana data tersebut akan
ditampilkan. Layout ini akan bermanfaat untuk memperjelas peta dan memperindah
secara tampilan, selain itu tujuan yang lebih penting mengenai layout peta
adalah sebagai atribut pelengkap yang mampu menjelaskan isi peta, yang
merupakan informasi-informasi penting.
Tanpa adanya layout, sebuah peta tidak akan
berarti apa-apa, dan hanya bermakna sebagai gambar biasa. Pentingnya layout ini
pada sebuah peta, sehingga perlu dilakukan pelatihan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam mendesain layout yang baik. Melalui
praktikum ini praktikan diharapkan akan mempunyai pengetahuan mengenai layout
dan dapat mengaplikasikannya untuk keperluan lain (Budiyanto, Eko, 2002).
2.6 Citra World View
Satelit optis WorldView-2 diluncurkan pada 8 oktober
2009 dari pangkalan angkatan udara Vandenberg, California, USA. Dengan
peningkatan kelincahannya, Worldview-2 dapat bertindak bagai sebuah kuas, menyapu
bolak-balik untuk mengambil area yang luas dengan sekali sapuan citra
multispektral. Worldview-2 juga menyediakan detil citra dan akurasi geospasial
yang belum pernah ada sebelumnya, lebih memperluas aplikasi citra satelit di
pasar komersial dan pemerintahan. Dengan penambahan keragaman spektralnya
menyediakan kemampuan untuk melakukan deteksi perubahan dan pemetaan yang
tepat.
Selain berbagai perbaikan teknis, Worldview-2 juga
memiliki kemampuan untuk mengakomodasi permintaan perekaman langsung, yang
memungkinkan pelanggan diseluruh dunia memilih serta memuat profil pencitraan
langsung pada wahana dan melaksanakan pengiriman data ke stasiun bumi sendiri.
(Digital Globe,2009)
III.
METODE PRAKTEK
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan,
yaitu pertemuan pertama pada hari Rabu tanggal 30 November 2016 pukul 08.00
sampai dengan selesai. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 07
Desember 2016 pada pukul 13.00 sampai dengan selesai. Dan pertemuan ketiga pada
hari Kamis tanggal 08 Desember pukul 15.00 sampai dengan selesai. Praktikum ini
dilaksanakan di Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako, Palu.
3.2
Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu
GPS, kamera, alat tulis menulis dan laptop. Sedangkan bahan yang digunakan
yaitu Software ArcGis 10,2 dan Citra World View 2 Universitas Tadulako, Citra
World View Kota Palu dan Administrasi Kota Palu.
3.3
Cara Kerja
3.3.1 Penggunaan
GPS
1. Pertama-tama
buka GPS ( GPS Essential )
2. Lalu
buka waypoints pada layar untuk membuat titik koordinat
3. Pilih
“ + “ pada layar untuk menambahkan titik
koordinat serta memilih icon yang tersedia.
4. Lalu
masukkan nama serta icon untuk koordinat yang akan dibuat
3.3.2
Georeferencing
1. Pertama-
tama buka aplikasi ArcGis
2. Aktifkan
toolbar georeferencing, kemudian masukkan data yang akan digeoreferencing.
3. Kliklah
icon pada layar anda dengan tanda sebagai berikut:
4. Kemudian
masukkanlah titik koordinat X dan Y pada data yang akan digeoreferencing.
3.3.3
Digitasi
Bangunan
1. Buka
aplikasi pada ArcGis
2. Klik
pada layar ArcCatalog dan bukalah lokasi penyimpanan data, lalu klik New
shapefile.
3. Setelah
itu akan terbuka create New shapefile, dan masukkannama dan jenis yang akan
didigitasi.
3.3.4 Layout
1. Buka aplikasi ArcGis
2. Masukkan data yang telah didigitasi
lalu pilih layout pada view
3. Lalu
mulailah membuat layout dengan menggunakan menu pada insert.
IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Gambar 1.
Layout Peta Kelurahan Buluri
4.2
Pembahasan
Posisi
seseorang dapat diketahui dengan bantuan titik koordinat, dimana koordinat
tersebut adalah wilayah yang berada dalam bumi ini yang dapat diketahui dengan
bantuan satelit. Sedangkan untuk mengetahui posisi seseorang tersebut dapat
diketahui dengan bantuan GPS (Global Positioning System).
Georeferencing
adalah suau cara menilustrasikan suatu titik koordinat kedalam suatu peta
dengan penyesuaian titik koordinat aslina dengan titik koordinat yang telah
tersimpan didalan GIS (Global Information System)
Peta
administrasi adalah peta yang bersangkutan dengan suatu wilayah seperti
provinsi, kota/kabupaten, kecamatan hingga kelurahan dari suatu wilayah. Peta
administrasi memuat batasan antara kota yang satu dengan yang lain hingga
batasan kelurahan yang satu dengan yang lain.
Pada
praktikum kali ini, kelurahan yang dipakai adalah kelurahan Pengawu kecamatan
Palu Barat, Palu-Sulawesi Tengah. Pada praktikum kali ini dilakukan digitasi gedung
dan jalan. Digitasi gedung adalah melakuka penutupan pada setiap gedung dalam
bentuk polygon sedangakan digitasi jalan dalam bentuk polyline.
Dalam
melakukan digitasi gedung, jalan dan sungai dibutuhkan kecermatan yang tinggi
agar bentuk digitasi sesuai dengan bentuk aslinya di lapangan atau lokasi
aslinya. Semakin cermaat saat digitasi makan akan semakin rapih juga bangunan
yang di digatisinya.
Setelah
di digatasi, peta yang sudah didigitasi tersebut kemudian akan dijadikan
layout. Dimana layout adalah hasil akhir dari peta yang dapat menyampaikan
tujuan dan lebih mudah dipahami oleh pembaca. Dalam layout yang harus
diperhatikan dalah keterangan atau legenda dari objek-objek yang ada. Semakin
banyak objek dan semakin jelas
penyampaiannya maka layout itu akan semakin mudah dipahami
Pada
kelurahan pengawu ini masih kurangnya pembangunan gedung karena masih
sedikitnya penduduk yang tinggal serta pembangunan gedung di daerah ini te
Rtata rapi karena
banyaknya pembangunan rumah yang bersifat BTN,kemudian masih terdapatnya sawah
dan kebun sayuran serta kelapa.
V. PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari praktikum ini adalah :
1. SIG adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat
lunak komputer yang memungkinkan untuk mengelola (manage), menganalisa,
memetakan informasi spasial berikut data atributnya (data deskriptif) dengan
akurasi kartografi
2. Georeferensi merupakan
Langkah awal yang harus dilakukan pada data-data mentah, sebelum diproses lebih
lanjut dengan GIS.
3.
GPS dapat
digunakan untuk mengetahui posisi seseorang yang masih berada dalam wilayah
bumi ini
4.
Digitasi
adalah suatu langkah dalam penutupan suatu wilayah dalam bentuk polygon,polyline
dan point yang tergantung dari objek yang ada dalam peta tersebut
5.
Layout
merupak proses terakhir dalam pembuata peta sehingga peta dapat mudah dibaca
dengan keterangan atau legenda yang tercantum didalammnya
5.2 Saran
Arahan yang baik dan informasi yang jelas
sangat dibutuhkan dalam melakukan praktikum sehingga pelaksanaan praktikum
dapat sesuai dengan harapan. Sehingga praktikan mampu melakukan praktikum
dengan benar dan mendapatkan nilai yang tinggi untuk hasil yang pantas dicapai.
DAFTAR
PUSTAKA
Abidin H.Z. 2000. Penentuan Posisi dengan GPS dan
Aplikasinya. PT. Pradnya Paramita, Jakarta, Second Edition
Budiyanto, Eko. 2002. Sistem Informasi Geografis. Pustaka
Buana : Surabaya.
Danoedoro,
Projo, 2004. Sains Informasi Geografis. Jurusan
Kartografi dan Pengindraan Jauh. Fakultas Geografi UGM Yogyakarta.
Digital Globe,
2009, Quickbird Imagery Products, Product Quide, Colorado : Digital Globe Inc
Galuh Subroto, 2011 http://serambikesehatan.blogspot.co.id /2011/07/laporan-prak tikum-tent ang –
georeferencing.html.
Prahasta, Eddy, 2002. Sistem Informasi Geografis :
Tutorial ArcView. CV Informatika, Bandung.
Prahasta, Eddy,
2002. Konsep-Konsep dasar Sistem
Informasi Geografis, Informatika, Bandung
Nurfadilla, 2012 http;//documents.tips/laporan-praktikum-arc-gisdocx.html.
Widartono, S.
Baradi, 2002. Petunjuk Praktikum Sistem
Informasi Geografis Aplikasi (SIG II). Laboraturium Sistem Informasi
Geografis, Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta.
Komentar
Posting Komentar