Makalah pemanenan hasil hutan

MAKALAH
PEMANENAN HASIL HUTAN
“Menjelaskan Pemilihan Metode Pemanenan”


oleh:
KELOMPOK III
1.     RISAL KURNIAWAN            L 131 14 028
2.     TANDI MEDITA SAPUTRA L 131 14 032
3.     HARDI KURNIAWAN           L 131 14 003
4.     ABDUL FIRDAN                    L 131 14 027
5.     AHMAD FAUZY                    L 131 14 061



JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2017



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Hutan adalah suatu hamparan lapangan tumbuhan pohon-pohon yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungan dan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan.hutan sangat berperan dalam kehidupan.
Hutan akan bernilai tinggi bila mempunyai jumlah produksi yang dihasilkan oleh hutan itu tingi dan mutu hasil kayu juga tinggiserta tegakan sisa yang ditinggalkan bernilai tinggi pula. Sedangkan kelestarian hutan terjadi bila kayu yang dihasilkan setiap periode sama dengan kemampuan hutan tersebut untuk pulih kembali atau dengan kata lain jumlah panen sebanding dengan banyak riapnya.
Pemanenan kayu merupakan proses pemindahan hasil hutan berupa kayu dari hutan atau tempat tumbuhnya menuju pasar atautempat pemanfaatannya, sehingga kayu tersebut berguna bagi manusia (Nugroho 1995). Conway (1982) menyatakan bahwa pemanenan merupakan serangkaian kegiatan untuk memindahkan kayu dari hutan ke tempat penggunaan atau pengolahan. Sedangkan pemanenan hasil hutan merupakan usaha pemanfaatan kayu dengan mengubah tegakan pohon berdiri menjadi sortimen kayu bulat dan mengeluarkannya dari hutan untuk dimanfaatkan sesuai peruntukkannya (Mujetahid 2010).
Kegiatan pemanenan kayu meliputi penebangan, penyaradan, pembagian batang dengan sistem cut to lenght, muat bongkar, dan pengangkutan. Masing-masing aspek kegiatan tersebut bisa dilakukan dengan cara manual, semi mekanis, dan mekanis dengan peralatan yang dissuaikan.  Menurut Yuniawati (2007), sistem pemanenan kayu secara mekanis banyak dipilih karena menghasilkan produktivitas yang tinggi dibandingkan seara manual. Hal tersebut karena keterbatasan tenaga kerja yang umum terjadi di luar Pulau Jawa dengan areal hutan yang luas. Selain itu, penggunaan perlatan pemanenan membantu perusahaan mempercepat proses pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh tenaga manusia dengan keterbatasan tenaga kerja, efisiensi, keamanan dan faktor ekonomi lainnya. Salah satu peralatan mekanis yang digunakan adalah chainsaw. Dari hasil penelitian kebanyakan menunjukkan bahwa penggunaan chainsaw dapat meningkatkan produktivitas penebangan yang berarti produksi kayu meningkat sehingga keungkinan besar nilai efisiensi pemanfaatan kayu dapat meningkat (Suhartana 2006).

1.2    RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah pada makalah ini :
1.    Factor –faktor apa saja yang mempengaruhi pemilihan metode pemanenan ?
2.    Prinsip – prinsip apa saja yang mempengaruhi pemilihan metode pemanenan ?



















BAB II
PEMBAHASAN

2.1    FAKTOR – FAKTOR YANG BERPENGARUH
Faktor ini sifatnya bisa berasal dari dalam maupun dari luar. Faktor luar misalnya yang perlu dipertimbangkan yaitu :
1.      Faktor teknis yang mempengaruhi pemanenan
2.      Faktor sosial yang mempengaruhi pemanenan
3.      Faktor ekonomi yang mempengaruhi pemanenan
Sedangkan, Faktor dalam misalnya yang harus dipertimbangkan adalah :
(1).      Ukuran hasil. Yang harus diperhatikan adalah pengaruh ukuran hasil terhadap metode dan slat transpornya. Bila kecil-kecil maka dapat digunakan truk ukuran kecil. Akan tetapi bila kayunya bedrukuran besar dan panjang maka pengangkutannya harus dengan logging truck and trailer.
(2).      Lama beroperasi. Waktu bisa dalam waktu harian dan dapat pula waktu bulanan atau tahunan. Bila perusahaan hanya beroperasi dalam waktu beberapa tahun saja, maka disarankan untuk membangun sarana yang tidak permanen, karena bangunan permanen memerlukan investasi tinggi. Bangunan permanen lebih cocok untuk perusahaan yang jangka operasinya sepanjang masa. Juga peralatan angkutan, misalnya untuk jangka panjang (jauh) dibenarkan menggunaka kereta api, tetapi untuk jangka pendek lebih tepat menggunakan truk saja.
(3).      Volume yang akan dipanen persatuan lugs (dalam satuan ha). Bila yolume kayunya tinggi dalam setiap ha, maka dapat digunakan rel untuk pengangkutannya: dan sebaliknya untuk yang rendah volumenya sebaiknya digunakan truk saja.
(4).      Tenaga kerja. Lokasi pemanenan hutan biasanya terletak ditempat yang jauh, dengan demikian maka para buruh harus dibuatkan perumahan. Buruh yang diperlukan untuk pemanenan kecuali berbadan sehat, tegap juga harus mempunyai ketrampilan menggunakan mesin, walaupun secara sederhana. Perumahan untuk buruh, bisa bermacam-macam tipe bangunannya, misalnya satuan individu, panel portabel, portable unit, trailer berban pompa, camp terapung dan sebagainya.
(5).      Produksi persatuan waktu. Bila setiap harinya dibutuhkan bahan baku yang sangat tinggi (banyak), maka diperhitungkan produksinya perhari satuannya. Pengangkutannya dengan demikian disarankan dengan lokomotif. Tetapi bila bahan baku yang diperlukan tidak terlalun tinggi, maka produksinya dapat diperhitungkan dengan satuan tahunan. Pengangkutannya dapat dengan truk.
(6).      Fasilitas yang telah ada. Ada perusahaan yang mulainya tidak dad awe al. misalnya melanjutkan dari perusahaan lain. Dalam hal ini maka metode dan peralatan yang akan digunakan harus memperhitungkan fasilitas yang telah ada. Apakah beaya operasinya sudah besar sekali, apa belum. Dibandingkan dengan bila membeli alat baru, yang harus mengeluarkan investasi dan harus menghitung beaya  penyusutannya. Semua ini dihitung berdasarkan produktivitasnya dan beaya pengoperasiannya, Bila alat lama memang sudah tidak efisien lagi, sebaiknya beli alat baru.
(7).      Peraturan yang ada. Misalnya pengangkutannya akan direncanakan lewat sungai karena ada sungai yang mencukupi untuk keperluan itu. Akan tetapi oleh pemerintah daerah sungai itu tidak boleh dipakai untuk pengangkutan kayu, karena mungkin untuk diambil airnya untuk air minum atau untuk pembangkit tenaga listrik. Maka hal ini harus diperhatikan.
(8).      Kebijaksanaan pemilik hutan. Hutan Indinesia semuanya milik negara, hanya pengusahaannya dapat dilimpahkan kepada para pemegang HPH. Dengan demikian halhal yang menyangkut kebijaksanaan tentang hutan berada sepenuhnya dibawah pemerintah. Hutan dimanfaatkan tidak hanya kayunya, tetapi juga untuk pariwisata, pengatur tanah air, penggembalaan, perlindungan flora dan fauna dan masih banyak lagi manfaat yang lain. Maka dalam memanennya manfaat yang banyk itu harus juga mendapatkan perhatian, jangan hanya terfokus pada kayu saja.
(9).      Pemuliaan tegakan. Diharapkan pada tebang pilih, hasil tebangan pada siklus berikutnya akan lebih tinggi atau paling tidak sama, tidak menurun hasilnya. Hal ini dapat diupayakan dengan cara pemuliaan tegakan, yakni dengan cara mematikan jenis yang dianggap tidak komersial.






2.2    PRINSIP PEMILIHAN METODE
Pemilihan metode pemanenan yaitu :
1.    Pemanenan kayu dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk.
2.    Hasil pemanenan dilihat dari bagian/bentuk kayu à kayu utuh (whole tree/full tree system),  kayu panjang (tree length/long wood), dan kayu pendek (short wood).
3.    Hasil pemanenan dilihat dari cara/teknin pelaksanaan pemanenan à secara manual, semi mekanis, dan mekanis serta otomatis.
4.    Pemilihan sistem pemanenan yang diterapkan tergantung berbagai faktor
5.    Metode pemanenan harus dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi setempat
6.    Metode pemanenan dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik setempat (local specifik) dengan berpijak pada tujuan dan memperhatikan komponen operasional yang ramah lingkungan à pemanenan yang terbaik
Lima prinsip dalam penyelenggaraan pemanenan menurut Abidin 1994,  yakni :          
1.      Kepastian ditaatinya jatah tebang lestari
2.      Kepastian pulihnya hutan secara alami
3.      Kepastian tercapainya keanekaragaman hayati
4.      Kepastian terpeliharanya kualitas air, tanah dan udara
5.      Kepastian terpeliharanya perikehidupan dan budaya masyarakat sekitar






BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Hutan adalah suatu hamparan lapangan tumbuhan pohon-pohon yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungan dan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan.hutan sangat berperan dalam kehidupan.
Hutan akan bernilai tinggi bila mempunyai jumlah produksi yang dihasilkan oleh hutan itu tingi dan mutu hasil kayu juga tinggiserta tegakan sisa yang ditinggalkan bernilai tinggi pula.
faktor – faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan metode pemanenan hasil hutan yaitu : faktor dalam dan faktor luar.
Pemilihan metode pemanenan yaitu :
1.      Pemanenan kayu dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk.
2.      Hasil pemanenan dilihat dari bagian/bentuk kayu à kayu utuh (whole tree/full tree system),  kayu panjang (tree length/long wood), dan kayu pendek (short wood).
3.      Hasil pemanenan dilihat dari cara/teknin pelaksanaan pemanenan à secara manual, semi mekanis, dan mekanis serta otomatis.
4.      Pemilihan sistem pemanenan yang diterapkan tergantung berbagai faktor
5.      Metode pemanenan harus dikembangkan sesuai dengan kondisi dan situasi setempat
6.      Metode pemanenan dapat dikembangkan sesuai dengan karakteristik setempat (local specifik) dengan berpijak pada tujuan dan memperhatikan komponen operasional yang ramah lingkungan à pemanenan yang terbaik






DAFTAR PUSTAKA
Abidin R. 1994. Pengendalian Manajemen Pengusahaan Hutan Badan Pengaturan Manajer Logging. Proyek Kerjasama Fakultas Kehutanan IPB dengan Departemen Kehutanan.
Conway S. 1982. Timber Cutting Practices. Principle of Timber Harvesting Revised. New York (US): Miller Freeman Publication, Inc.
Mujetahid A. 2010. Analisis biaya penebangan pada Hutan Jati Rakyat di Kabupatn Bone.Perennial. 6(2) : 108-115
Nugroho B. 1995. Perencanaan Pemanenan Kayu. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan IPB
Suhartana S. 2006. Effisiensi penggunaan chainsaw pada kegiatan penebangan: Studi kasusdi PT. Surya Hutani Jaya, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 24(1):
Yuniawati. 2007. Penggunaan jumlah chainsaw yang tepat dan efisien pada penebangan: Studi kasus di satu perusahaan hutan di Kalimantan Timur. Jurnal Rimba Kalimantan. 12(1):62-66

Komentar

Postingan populer dari blog ini

laporan ilmu ukur hasil hutan

laporan lengkap perlindungan hutan