laporaLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM PENILAIAN EKONOMI SUMBER DAYA HUTAN DAN LINGKUNGAN

LAPORAN  LENGKAP PRAKTIKUM
PENILAIAN EKONOMI SUMBER DAYA HUTAN DAN LINGKUNGAN
         

Di Susun sebagai salah satu syarat dalam Menyelesaikan
Mata Kuliah Penilaian Ekonomi Sumber Daya Hutan dan Lingkungan”

 
    






Oleh :

KHT A
KELOMPOK I



AHMAD FAUZY
L 131 14 061





JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2016



KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga praktikum dan penyusunan laporan ini dapat berjalan dengan baik dan terselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak berperan penting dalam membantu penyusunan laporan ini, yaitu kepada dosen mata kuliah Penilaian Ekonomi Sumber Daya Hutan dan Lingkungan  yang banyak memberikan semangat dan masukan baik dalam teori maupun pelaksanaannya, dan terutama asisten pembimbing praktikum yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama kegiatan praktikum hingga sampai saat penyusunan laporan.
 Dalam penyusunan laporan ini, penulis meyadari bahwa laporan ini sangat jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga dapat dijadikan pedoman agar memperbaiki penyusunan laporan selanjutnya.  Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua baik sekarang maupun di masa yang akan datang.
      Palu,    Desember 2016

     Penulis



DAFTAR ISI
SAMPUL…………………………………………………………………...           
KATA PENGANTAR………………………………………………………   i
DAFTAR ISI……………………………………………………………….            ii
DAFTAR TABEL………………………………………………………….           iii

I.        PENDAHULUAN                                                       
1.1 Latar Belakang..............................................................................       1
1.2  Tujuan dan Kegunaan............................................................. ......      2

II.     TINJAUAN PUSTAKA
.......... 2.1 Ekonomi Lingkungan....................................................................       3
.......... 2.2 Nilai Lingkungan...........................................................................       4
.......... 2.3 Travel Cost Method......................................................................       4
.......... 2.4 Perilaku Konsumen.......................................................................       6
..........
III. ... METODE PRAKTEK
.......... 3.1 Waktu dan Tempat........................................................................       8   
.......... 3.2 Alat dan Bahan.............................................................................       8
.......... 3.3 Cara Kerja.....................................................................................       8
3.4 Jenis dan Sumber Data..................................................................       8
3.5 Analisis Data.................................................................................       9

IV..... HASIL DAN PEMBAHASAN
.......... 4.1 Hasil..............................................................................................       10 
.......... 4.2 Pembahasan...................................................................................       12 

V....... KESIMPULAN DAN SARAN
.......... 5.1 Kesimpulan ...................................................................................       14
.......... 5.2 Saran .............................................................................................       14 

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

 

DAFTAR TABEL
No.                                                         Teks                                              Halaman
1.      Hasil Data Responden ................................................................................ 10
2.      Hasil Karakteristik Responden.................................................................... 10
3.      Hasil Domisili Responden........................................................................... 10
4.      Hasil Frekuensi Pengunjung........................................................................ 11
5.      Hasil Penilaian Terhadap Pelayanan............................................................ 11
6.      Hasil Penilaian Terhadap Kualitas Lingkungan........................................... 11
7.      Hasil Nilai kesediaan untuk membayar (Willigness To Pay)........................ 12


I.       PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
            Pengertian hutan atau definisi hutan yang diberikan Dengler adalah suatu kumpulan atau asosiasi pohon-pohon yang cukup rapat dan menutup areal yang cukup luas sehingga akan dapat membentuk iklim mikro yang kondisi ekologis yang khas serta berbeda dengan areal luarnya.
            Nilai merupakan persepsi manusia tentang makna suatu objek (sumberdaya hutan)   bagi individu tertentu pada tempat dan waktu tertentu. Sehingga akan terjadi keragaman nilai sumberdaya hutan berdasarkan pada persepsi dan lokasi masyarakat yang berbeda-beda. Nilai sumberdaya hutan sendiri bersumber dari berbagai manfaat yang diperoleh masyarakat. Masyarakat yang menerima manfaat secara langsung akan memiliki persepsi yang positif terhadap nilai sumberdaya hutan dan hal tersebut dapat ditunjukkan dengan tingginya nilai sumberdaya hutan tersebut.
Nilai guna langsung merupakan nilai dari manfaat yang langsung dapat diambil dari SDH. Sebagai contoh manfaat penggunaan sumber daya hutan sebagai input untuk proses produksi atau sebagai barang konsumsi.Nilai guna langsung adalah nilai ekonomi yang diperoleh dari pemanfaatan langsung dari sebuah sumber daya atau ekosistem. Contoh nilai produk atau hasil dari barang dan jasa dalam suatu kawasan, nilai produktivitas atau hasil produksi suatu kawasan budidaya (pertanian dan perkebunan), kawasan atau ekosistem tertentu (hutan, daerah aliran sungai atau catchment area, mangrove, terumbu karang), serta pendapatan dari pajak dan revenue dalam suatu kawasan.
Nilai guna langsung dari sumber daya hutan disuatu bentang lahan berdasarkan kayunya, maka variabel ekonomi yang relatif mudah digunakan dan bersifat menyeluruh adalah variabel kayu. Oleh karena itu, untukmemahami manfaat dari hutan tersebut perlu dilakukan penilaian terhadap semua manfaat yang dihasilkan hutan khususnya nilai guna langsung berdasarkan harga kayu bulat dan kayu olahan. Penilaian sendiri merupakan upaya untuk menentukan nilai atau manfaat dari suatu barang atau jasa untuk kepentingan manusia.

1.2       Tujuan dan Kegunaan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum penilaian ekonomi sumber daya hutan dan lingkungan sebagai berikut :
1.                  Untuk mengetahui karakteristik sosial ekonomi pengunjung kawasan wisata pantai kampung nelayan ?
2.                  Untuk mengetahui apakah variabel biaya perjalanan (travel cost), pendidikan, pendapatan individu per bulan, jarak tempat tinggal dan usia, berpengaruh terhadap tingkat kunjungan penduduk dalam satu bulan ke wisata pantai kampung nelayan ?
3.                  Untuk mengetahui besarnya surplus konsumen sebagai total manfaat darp pantai kampung nelayan yang dirasakan oleh pengunjung dan nilai kesediaan untuk membayar (willingness to pay) ?
Sedangkan kegunaan dilaksanakannya praktikum penilaian ekonomi sumber daya hutan dan lingkungan adalah :
1.                  Dapat mengetahui karakteristik sosial ekonomi pengunjung kawasan wisata pantai kampung nelayan ?
2.                  Memberikan pemahaman tentang pengaruh variabel biaya perjalanan (travel cost), pendidikan, pendapatan individu per bulan, jarak tempat tinggal dan usia, berpengaruh terhadap tingkat kunjungan penduduk dalam satu bulan ke wisata pantai kampung nelayan ?
3.                  Dapat mengetahui besarnya surplus konsumen sebagai total manfaat  dari pantai kampung nelayan yang dirasakan oleh pengunjung dan nilai kesediaan untuk membayar (willingness to pay) ?

II.      TINJAUAN PUSTAKA
 Menurut pearce dan tuner (1990) nilai ekonomi atau total nilai ekonomi suatu sumber daya secara garis besar dapat dikelompokan menjadi dua  yaitu nilai penggunaan (use value) dan nilai intrinsic (non use value).
Sumber daya alam secara fisik diklasifikasikan menjadi sumber daya alam pulih, tak pulih dan gabungan,Sumber daya yang menurun kuantitasnya dan tidak dapat diperbaharui denganteknologi disebut daerah kritis. (Ari,2000)
Berdasarkan pengelolaannya, pengelompokan sumber daya dibagi menjadi: pengelolaan oleh swasta untuk kelompok barang pribadi dan pengelolaan oleh pemerintah untuk barang public. (Swasono, Sri-Edi. (2005)).
Nilai penggunaan tidak langsung ditentukan oleh manfaat yang berasal dari jasa – jasa lingkungan dalam mendukung aliran produksi dan konsumsi (Munasinghe, 1993).
Sumber daya alam dan sumber daya adalahIlmu yang mempelajari pengalokasian sumber daya alam seperti air, lahan, ikan,hutan. Namun objek sumber daya alam yang terdapat di farm fakultas peternakan adalah air, tanah, hijauan pakan, udara dan RPH.Fauzi.A (2006).

2.1       Pengertian nilai guna langsung
            Nilai guna langsung merupakan nilai yang bersumber dari penggunaan secara lang sung oleh masyarakat atau perusahaan terhadap komoditas hasil hutan produksi, berupa flora pohon dan nir pohon, fauna dan komoditas dari proses ekologis (ekosistem) hutan. Jenis manfaat penggunaan langsung ini dikelompokan atas 1) bahan baku industri, 2) bahan bangunan, 3) sumber energi, 4) pangan (makanan), 5) obat, 6) flora fauna untuk hiasan dan peliharaan, 7) air konsumsi rumah tangga (Fakultas Kehutanan IPB, 1999).   



2.2       Nilai Lingkungan
            Secara umum, nilai dapat didefinisikan sebagai pengukuran jumlah maksimum seseorang ingin mengorbankan barang dan jasa untuk memperoleh barang dan jasa lain (Fauzi, 2006).
            Pada dasarnya nilai lingkungan sendiri dibagi dua yaitu penilaian atas dasar penggunaan (instrumental value) dan nilai yang terkandung di dalamnya (intrinsic value). Nilai dasar penggunaan menunjukkan kemampuan lingkungan apabila digunakan untuk memenuhi kebutuhan, sedangkan nilai yang terkandung dalam lingkungan adalah nilai yang melekat pada lingkungan.
            Metode penilaian terhadap dampak lingkungan telah diterapkan dibeberapa negara, guna mengetahui pengaruh yang diberikan dari beberapa proyek yang dijalankan. Metode-metode tersebut pada dasarnya dapat dikelompokan menjadi tiga macam metode, antara lain: (Nahi dkk, 2012).
1.                  Pendekatan harga pasar
2.                  Pendekatan  nilai barang pengganti atau barang perlengkapan (surrogate market price) 

2.3       Travel Cost Method
            Metode ongkos perjalanan biaya yang dikeluarkan tiap individu untuk menikmati kawasan rekreasi. Biaya yang dikeluarkan untuk berwisata ke suatu area dianggap sebagai "harga" akses dan area tersebut. (Turner, 2004 dalam Adrianto, 2010).


Metode ini dapat mengestimasi manfaat ekonomi atau biaya sebagai hasil dari :
1.                  Perubahan-perubahan biaya masuk dari sebuah situs rekreasi.
2.                  Pengeluaran terhadap sebuah situs rekreasi yang ada.
3.                  Tambahan sebuah tempat rekreasi baru.
4.                  Perubahan kualitas lingkungan pada sebuah situs rekreasi.
           
            Travel cost method (TCM) memiliki tiga pendekatan, yaitu:
1.                  Zonal   trave cost,   dapa dilakuka hany denga menggunaka data sekunde da beberap data   sederhan yan dikumpulka dar para pengunjung.
2.                  Individual  travel  cost,  menggunakan  sebuah  survei  yang  lebih  terperinci terhadap para pengunjung.
3.                  Random  utility,  menggunakan  survei  dan  data-data  pendukung  lainnya, serta teknik statistika yang lebih rumit.
            TCM merupakan teknik yang pertama kali mengasumsikan bahwa nilai suatu tempat rekreasi berkaitan dengan biaya perjalanan yang dikeluarkan para pengunjung. Akan tetapi, pada prakteknya terdapat beberapa masalah dengan penggunaan metode ini (Iamtrakul et.al, 2005)., yaitu:
1.                  Time  costs,  sebuah  TCM  sederhana  mengasumsikan  bahwa  travel  cost hany berkaita denga pengeluara untu baha bakar Seharusnya, sebuah time cost dimasukkan ke dalam travel cost sebagai sebuah refleksi dari nilai rekreasi sesungguhnya dari para pengunjung.
2.                  Multiple  visit  journeys,  tidak  jarang  para  pengunjung  dapat  mengunjungi lebih  dari  satu  tempat  rekreasi  dalam  satu  hari  sehingga  mengakibatkan travel  cost  memiliki  margin  for  error  yang  tidak  pasti  terhadap  masalah ini.
3.                  Substitute sites, para pengunjung seringkali mengunjungi sebuah situs yang diukur  nilainya  dengan  TCM  hanya  sebagai  situs  pengganti  dikarenakan tidak adanya lagi situs yang dekat dengan rumah mereka.
4.                  House  purchase  decision,  sebagian  pengunjung  akan  memutuskan  untuk membeli  sebuah  rumah  di  dekat  tempat  rekreasi  yang  dianggap  telah memberikan nilai kepuasan saat mengunjunginya.

2.4       Perilaku Konsumen
   Prilaku konsumen merupakan ukuran atau standar dasar pemikiran seseorang dalam memilih barang dan jasa yang mempunyai nilai paling tinggi (Djijono, 2002). Ada dua pendekatan yang digunkan dalam mempelajari perilaku konsumen:
1.                     Pendekatan nilai guna (utility) cardinaladalah  kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang  yang  dapat dinyatakan secara kuantitatif, sehingga konsumen berusaha memaksimumkan kepuasannya.
2.                     Pendekatan nilai guna (utility) ordinal, adalah kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif, sehingga perilaku konsumen dalam memilih barang yang akan memaksimumkan kepusan ditunjukkan dalam kurva kepuasan sama (Indifferent Curve).

3.                  Surplus konsumen merupakan perbedaan antara jumlah yang dibayarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk dan kesediaan untuk membayar. Surplus konsumen memberikan gambaran manfaat yang di peroleh karena dapat membeli semua unit barang  pada tingkatan rendah. Pada pasar yang berfungsi baik, harga pasar mencerminkan nilai marginal, seperti unit produk yang diperdagangkan. Secara sederhana, surplus konsumen dapat diukur sebagai bidang yang terletak di antara kurva permintaan dan garis harga (Djijono, 2002).

III.    METODE PRAKTEK
3.1       Waktu dan Tempat
Praktikum Penilaian Ekonomi Sumber aya Hutan dan Lingkungan di dilaksanakan pada hari minggu tanggal 11 Desember 2016 pukul 07:45 WITA sampai dengan selesai, yang bertempat di wisata pantai kampung nelayan, Provinsi Sulawesi Tengah.
                      
3.2       Alat dan bahan
                Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum penilaian ekonomi sumber daya hutan dan  lingkungan  adalah  data kuisioner, kamera dan alat tulis-menulis.
                 
3.3       Cara Kerja
            Adapun langkah kerja yang dilakukan dalam praktikum yaitu :
1.                  Terlebih dahulu kita menyiapkan data kuisioner yang akan digunakan.
2.                  Mencari responden untuk mengisi data kuisioner
3.                  Mewawancara responden dengan beberapa pertanyaan yang diajukan
4.                  Mencatat hasil wawancara dan mengambil dokumentasi praktikum.

3.4       Jenis dan Sumber Data
            Metode yang digunakan adalah model deskriptif, yaitu dengan melakukan proses pengumpulan data, pengelompokan atau klasifikasi, pengolahaan data dan menginterpertasikan data.
Data Primer didapatkan dari penelitiaan secara langsung terhadab objek penelitian yang didasarkan dari hasil kerja lapangan dalam bentuk survei dan wawancara dari pengunjung yang sedang berekreasi di kawasan wisata pantai kampung nelayan.


3.5       Analisis Data
Adapun Analisis data yang di gunakan dalam praktikum ini yaitu :
1.         Metode ongkos perjalanan (Travel cost method)
            Vij = f ( Cij, Tij, Qij, Sij, Mij)
dimana:          
Vij       =  Jumlah kunjungan oleh individu (i) ke lokasi (j)
Cij       =  Biaya perjalanan yang dikeluarkan individu (i) untuk mengunjungi lokasi (j)
Tij        =  Biaya waktu yang dikeluarkan individu (i) untuk mengunjungi lokasi  (j)
Q ij      =  Persepsi responden terhadap kualitas lingkungan lokasi yang dikunjungi
Si         =  Karakteristik dan substitusi yang mungkin ada di tempat lain
Mij       =  Pendapatan individu

2.         Nilai kesediaan untuk membayar (willingness to pay)
            WTPi  = f (Q1 - Q0,  Pown,i,  Psub,i,  Si )
dimana :
Q0       = Kondisi lingkungan awal
Q1       = Kondisi lingkungan yang lebih baik
WTPi   = Kesediaan membayar dari rumah tangga ke-i
Pown,i = Harga dari penggunaan sumberdaya lingkungan
Psub,i  = Harga subtitusi untuk penggunaan sumberdaya lingkungan
Si         = Karakteristik sosial ekonomi rumah tangga ke-i

VI.       HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1       Hasil
4.1.1    Tabel 1.  Data Responden

No.
Data Responden
1.
Nama
Bejo
2.
Alamat
Napu
3.
Pekerjaan
Petani

4.1.2    Tabel 2. Karakteristik Responden

No.
Karakteristik Responden
1.
Jenis kelamin
Laki-laki
2.
Tempat/tanggal lahir
-
3.
Usia
60 tahun
4.
Status
Sudah menikah
5.
Jumlah tanggungan
2 orang
6.
Pendidikan terakhir
-
7.
Pendapatan per bulan
Rp.3.000.000,00

4.1.3    Tabel 3. Domisili Responden

No.
Domisili
1.
Lokasi tempat tinggal
Napu, Kec. Lore Utara, Kab. Poso
2.
Biaya transportasi
Rp.150.000,00
3.
Biaya konsumsi
Rp.48.000,00
4.
Biaya parker
Rp. 2.000,00
5.
Jenis transportasi
Motor
6.
Jarak yang di tempuh
125 Km
7.
Waktu yang di tempuh
4 jam

4.1.4    Tabel 4. Frekuensi Pengunjung

No.
Frekuensi Pengunjung
1.
Dalam satu bulan
Sebanyak 2 Kali
2.
Tujuan berkunjung
Rekreasi/wisata
3.
Lamanya waktu berkunjung
30 menit s.d. < 90 menit
4.
Alasan
Alam dan lingkungan sangat indah
5.
Sumber informasi objek
Teman
6.
Berkunjung bersama
Keluarga
7.
Jumlah keluarga yang  ikut
Tiga orang

4.1.5    Tabel 5. Penilaian terhadap pelayanan 

No.
Keterangan
Penilaian pelayanan
1.
Kemudahan mencapai lokasi
Mudah
2.
Penyediaan fasilitas rekreasi (ban, dll)
Memadai
3.
Penyediaan fasilitas umum (WC umum)
Tidak memadai
4.
Keamanan objek wisata
Aman
5.
Keramahan petugas
Baik
6.
Kemudahan mendapatkan  informasi
Mudah

4.1.6    Tabel 6. Penilaian terhadap kualitas lingkungan

No.
Keterangan
Penilaian pelayanan
1.
Kondisi lingkungan
Baik
2.
Kebersihan lingkungan
Baik
3.
Pencemaran air
Tidak bermasalah





4.1.7    Tabel 7.  Nilai kesediaan untuk membayar (Willigness To Pay)

No.
Nilai kesediaan untuk membayar
1.
Perlu adanya upaya pelestarian
Ya, agar masyarakat berrekreasi senang.
2.
Siapakah yang bertanggung jawab dalam pelestarian lingkungan
Masyarakat
3.
Jumlah kesediaan untuk membayar
Rp. 10.000,00

4.2       Pembahasan
            Karakteristik sosial ekonomi responden menunjukan responden adalah laki-laki dengan usia 60 tahun, tingkat pendidikan terakhir adalah Tidak ada,  jenis   pekerjaan Petani dengan pendapatan perbulan Rp.3.000.000,00.
            Krakteristik dari pengunjung pantai kampung nelayan sebagian besar menggunakan  sepedamotor untuk alat transportasinya, jenis  kunjungan  sendiri  mayoritas  bersama keluarga dengan jumlah  keluarga yang dibawa adalah tiga orang dengan tujuan berkunjung  lama waktu kunjungan sendiri rata-rata   3 sampa 9 menit   denga persentase kunjungan dalam satu bulan sebanyak dua kali. Dengan tanggapan   mengenai kemudahan  mencapai lokasi  adalah alam dan lingkungan sangat indah, penyediaan fasilitas rekreasi dan umum wisata pantai kampung nelayan  memadai, keamanan objek wisata aman, keramahan petugas (pengelola) baik serta kita diberi kemudahan dalam hal mendapatkan informasi. Penilaian terhadap kondisi lingkungan baik, serta kebersihan lingkungannya  baik dan pencemaran airnya tidak bermasalah.
            Hasil   yan diperole dar analisis   biay perjalana d man akan menunjukan  surplus  konsumen  dan  total  manfaat  bagi  pengunjung  wisata pantai kampung nelayan. Total manfaat pengunjung pada biaya yang dikeluarkan adalah  sebesar  Rp.200.000,-  sedangkan  jika  surplus  konsumen dalam satu bulan pada tarif parkir Rp.2000,- maka biaya perjalanan yang dikeluarkan dalam satu kali berkunjung sebesar Rp.150.000,-. Besaran nilai rata-rata kesediaan untuk membayar (WTP) per pengunjung terhadap  perbaikan dan pengembangan fasilitas di wisata pantai kampung nelayan adalah Rp.10.000,-.


V.      KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.      Kesimpulan
                Berdasarkan hasil dan pembahasan pada halaman sebelumnya, kita dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1.                  Karakteristik sosial ekonomi pengunjung sebagian besar adalah dari kalangan masyarakat lokal yang bekerja sebagai wirausaha dengan pendapatan perbulan sebesar Rp.3.000.000,00.
2.                  Total manfaat pengunjung pada biaya yang dikeluarkan adalah  sebesar  Rp.200.000,-  sedangkan  jika  surplus  konsumen dalam satu bulan pada tarif parkir Rp.2000,- maka biaya perjalanan yang dikeluarkan dalam satu kali berkunjung sebesar Rp.150.000,-.
3.                  Besaran nilai rata-rata kesediaan untuk membayar (WTP) per pengunjung terhadap  perbaikan dan pengembangan fasilitas di wisata pantai kampung nelayan adalah  Rp.10.000,-.

5.2.      Saran
            Sebagai masyarakat yang baik patutlah kita menjaga lingkungan di sekitar kita dengan cara tidak membuang sampah sembarangan pada area wisata karena dapat berpengaruh terhadap penilaian kondisi lingkungan wisata yang ada, sehingga pengunjung dari objek wisata tersebut akan berkurang.


             DAFTAR PUSTAKA

Adrianto, Mochamad. 2010. Aplikasi Travel Cost Method Pada Benda Cagar       
            Budaya: Studi Kasus Musium Sangiran.Surakarta: Skripsi Universitas Sebelas Maret.
Arie, U. 2000. Budidaya Bawal Air Tawar untuk Konsumsi dan Ikan Hias. Penebar Swadaya. Jakarta.
Djijiono. 2002. Valuasi Ekonomi Menggunakan Metode Travel Cost Taman Wisata Hutan di Taman Wan Abdul Rachman Propinsi Lampung. Makalah Pengantar Falsafah Sains, 1-20, Institut Pertanian Bogor.
Fauzi, Akhmad. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta: Gramedia.
Iamtrakul, Pawinee. Hokao, Kazunori. Teknomo, Kardi. 2005. Public Park Valuation Using Travel Cost Method. Vol 5, 1249-1264.
Munasinghe, M. 1993. Environmental Economics and Sustainable Development. Washington.D.C :The World Bank
Nahib,Irmadi, Yatin Suwarno dan Syahrul Arief. 2012. Pemetaan Terumbu Karang dan Nilai Ekonomi Berdasarkan Travel Cost Method: Studi Kasus Di Taman Nasional Karimunjawa. Vol 5, 8-9.
Pearce, D.W. and Moran, D. 1994. The Economic Value of Biodiversity. Earthscan, London.
Swasono, Sri-Edi. (2005). Ekspose Ekonomika: Mewaspadai Globalisme dan Pasar Bebas. Yogyakarta: Pustep-UGM.
LAMPIRAN

Gambar 1. Saat mewawancarai responden



Gambar 2. Saat mewawancarai responden








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah pemanenan hasil hutan

laporan ilmu ukur hasil hutan

laporan lengkap perlindungan hutan