HHNK budidaya burung walet
TUGAS
HASIL HUTAN NON KAYU
“budidaya burung walet “
Oleh:
AHMAD FAUZY
L 131 14 061
FAKULTAS KEHUTANAN
JURUSAN KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2015
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Peternakan
sarang burung walet adalah industri yang
istimewa dan sangat penting untuk beberapa orang seluruh
Indonesia terutama Hulu Sungai Utara. Sarang burung walet terbuat dari air liur burung walet yang dianggap mempunyai bermanfaat
untuk kesehatan. Sarang
tersebut biasanya digunakan
untuk membuat sop dan
sebagian besar sarang
yang menghasilkan di Indonesia
diekspor ke negara China terutama Hong kong.
Burung
walet mula-mula membuat sarangnya di
atap gua, sehingga
untuk mengambil sarang burung walet sangatlah sulit dan berbahaya.
Burung walet juga membuat sarang di dalam rumah-rumah yang kosong. Karena budidaya burung
walet di dalam
rumah-rumah kosong adalah
metode yang sangat
efektif untuk menghasilkan sarang
tersebut, orang-orang mulai
membuat gedung khusus
untuk budidaya sarang burung wallet.
Memiliki
rumah / gedung walet ibarat punya harta karun yang tak akan pernah habis. Namun
pemilikan itu tak akan berhasil kalau pemilik tidak menetapkan 5 prinsip
persyaratan ilmu perwaletan dalam pengelolaannya. Masing-masing adalah biologi,
ekologi, geografi, meteorology, dan ekonomi perwaletan. Kelima itu harus
sejalan, saling mendukung, dan salingmelengkapi pengelolaan.
Upaya
mengelola walet gua dan walet rumah telah berlangsung sejak puluhan tahun lalu
di daerah jawa. Tujuannya agar populasi dan produksi sarang walet terjaga
lestari. Ini penting demi kelanjutan bisnis para pengusaha itu sendiri. Bisnis
sarang walet dengan pasaran langsung ke Cina telah berlangsung secara
tradisional dan turun temurun tempo dulu.
1.2 Rumusan Masalah
a.
Bagaimana sejarah dari peternakan burung
wallet ?
b.
Berapa jenis dari burung wallet ?
c.
Apa saja syarat dan ketentuan untuk
membuat gedung wallet ?
d.
Masalah apa yang dihadapi para peternak
burung wallet ?
e.
Bagaimana solusi menghadapi masalah para
peternak burung wallet ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
a. Untunk
mengetahui sejarah singkat dari peternakan burung wallet.
b. Memberikan
pengetahuan pada masyarakat serta pembaca tentang seberapa besar potensi bisnis
dari peternakan burung wallet.
c. Disamping
itu pula makah ini dibuat untuk memenuhi tugas matau kuliah Politik
Perekonomian Indonesia.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Peternakan Burung Walet
Walet
adalah salah satu jenis burung sangat istimewa. Liur burung walet atau sering
disebut sarang burung walet berharga mahal. Banyak gedung walet dibangun untuk
tempat bersarang burung walet. Banyak orang tertarik budidaya walet.
Mereka berharap dapat hasil melimpah dengan panen sarang walet. Sarang walet
adalah komoditas ekspor.
Burung Walet
merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur.
Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil,
dan memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing, kakinya sangat
kecil begitu juga paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah hinggap di pohon.
Burung walet mempunyai kebiasaan berdiam di gua-gua atau rumah-rumah yang cukup
lembab, remang-remang sampai gelap dan menggunakan langit-langit untuk
menempelkan sarang sebagai tempat beristirahat dan berbiak.
2.2 Jenis
– Jenis Burung Walet
Ada tiga
jenis burung walet yang
umu dikenal antara lain:
1.
Collocalia fuciphaga,
2.
Collocalias maxima dan
3.
Collocalia esculenta
Ada satu
jenis burung walet lagi
yaitu Collocalia germani,
tetapi menurut pendapat
Chantler dan Driessens
(1995), Collocalia germani termasuk dalam spesies Collacalia fuciphaga sehingga bukan merupakan spesies tersendiri. Collocalia germani tidak ditemukan di Indonesia, namun burung tersebut ditemukan di negara lain di Asia seperti Vietnam.
Collocalia
fuciphaga adalah jenis burung yang banyak dicari karena burung tersebut
bersarang putih. Collocalia fuciphaga
ditemukan di Cina
selatan dan Asia Tenggara
termasuk Indonesia.
Di
Sumatra dan Kalimantan burung tersebut
bisa hidup sampai ketinggian 2800 meter
di atas permukan laut, tetapi di Jawa dan Bali burung ini biasanya hidup dekat
pantai di dalam gua yang gelap dan dalam. Burung tersebut kira-kira berukuran
12 sentimeter, dadanya berwarna hitam
kecoklatan dan warna punggung
lebih kelabu. Ekor
burung ini bercabang, paruhnya berwana
hitam dan kakinya
juga berwarna hitam.
Collocalia fuciphaga
dan Collocalia maxima tidak dapat dibedakan dari Collocalia
esculenta kecuali dari sarangnya
Collocalia maxima membuat sarang dengan
air liur seperti
fuciphaga tetapi sarangnya
bercampur dengan bulu
burung sehingga harga sarangnya lebih rendah.
Namun
demikian, karena keduanya membuat sarang dengan air liur dan
sarangnya hanya sedikit
berbeda, orang Indonesia
menyebut Collocalia fuciphaga
dan Collocalia maxima dengan nama burung walet.
Harga sarang burung
walet antara tujuh juta sampai empat belas juta rupiah per kilogram
tergantung kualitasnya. Ada empat kelas
sarang burung walet
yang dihasilkan di
Indonesia.
1. Kelas keempat
adalah sarang yang paling kotor sehingga harganya paling murah.
Sarangnya sangat kotor karena telur
walet sudah ditetaskan atau terbuat dari
air kotor Harga sarang kelas empat kira-kira
tujuh sampai delapan juta rupiah per kilogram.
2. Kelas ketiga
agak kotor tetapi terbuat dari air liur dan bulu burung. Sarang kelas tiga
berharga kira-kira delapan sampai sembilan
juta rupiah per kilogram.
3. Sarang walet
kelas dua tidak terbuat dari bulu burung tetapi sarangnya masih sedikit kotor.
Kotornya bisa dikarenakan burung
tersebut bertelur tetapi telurnya kemudian diambil setelah menetas.
Harga sarang kelas dua kira-kira sepuluh sampai dua belas juta rupiah per
kilogram.
4. Kelas yang
tertinggi adalah sarang yang paling bersih, warnanya sangat putih dan
tidak ada bulu
burung. Sarang seperti
ini adalah sarang yang
paling banyak diminta
dari pemilik gedung walet karena harga sarang ini paling tinggi,
kira-kira dua belas sampai empat belas juta rupiah per kilogram.
Disamping kelas-kelas
sarang berwarna putih
ada juga sarang
burung walet yang
berwarna merah. Sarang merah
asli adalah sarang
yang jarang didapat
karena sarangnya terbuat
dengan campuran air liur
dan darah, tetapi
sarang ini sangat
jarang sehingga harganya
merupakan yang tertinggi, kira-kira
empat belas juta
rupiah atau lebih
per kilogram. Sarang
burung walet juga bisa dibuat agar berwarna merah tetapi
warnanya sedikit berbeda dengan sarang merah asli.
Untuk
membuat sarang berwarna merah
didalam gedung walet
harus mempunyai banyak
air dan diberi
campuran amoniak kedalam airnya. Amoniak membantu sarang menjadi warna merah
tetapi harga sarang
ini tidak setinggi sarang merah
asli. Harga sarang yang
dibuat merah masih
tergantung dengan kualitas sarang tetapi sedikit lebih mahal
dari pada sarang putih biasa.
Ada beberapa
faktor yang sangat
penting untuk budidaya
sarang burung walet, yaitu:
lokasi, iklim, kondisi lingkungan,
bentuk bangunan, faktor makanan serta
teknik memancing walet. Semua
faktor ini sangat
penting untuk keberhasilan
peternakan burung walet. Di samping
itu, gedung burung walet harus
seperti gua liar karena itulah habitat asli burung walet.
2.3 Persyaratan
Lokasi Sarang dan pedoman
teknis
Persyaratan
lingkungan lokasi kandang adalah:
1. Dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1000 m dpl.
2. Daerah yang jauh dari jangkauan pengaruh kemajuan teknologi
dan perkembangan masyarakat.
3. Daerah yang jauh dari gangguan burung-burung buas pemakan
daging.
4. Persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai,
danau, sungai, rawa-rawa merupakan daerah yang paling tepat.
Penyiapan Sarana Dan Peralatan
a.
Suhu,
Kelembaban dan Penerangan
b.
Gedung untuk
kandang walet harus memiliki suhu, kelembaban dan penerangan yang mirip dengan
gua-gua alami. Suhu gua alami berkisar antara 24-26 derajat C dan kelembaban ±
80-95 %. Pengaturan kondisi suhu dan kelembaban dilakukan dengan
c.
Melapisi
plafon dengan sekam setebal 2° Cm
d.
Membuat
saluran-saluran air atau kolam dalam gedung.
e.
Menggunakan
ventilasi dari pipa bentuk “L” yang berjaraknya 5 m satu lubang, berdiameter 4
cm.
f.
Menutup rapat
pintu, jendela dan lubang yang tidak terpakai.
g.
Pada lubang
keluar masuk diberi penangkal sinar yang berbentuk corong dari goni atau kain
berwarna hitam sehingga keadaan dalam gedung akan lebih gelap. Suasana gelap
lebih disenangi walet
2.4 Bentuk
dan Konstruksi Gedung dan pemancingan burung walet
Umumnya, rumah
walet seperti bangunan gedung besar, luasnya bervariasi dari 10×15 m 2 sampai
10×20 m 2 . Makin tinggi wuwungan (bubungan) dan semakin besar jarak antara
wuwungan dan plafon, makin baik rumah walet dan lebih disukai burung walet.
Rumah tidak boleh tertutup oleh pepohonan tinggi. Tembok gedung dibuat dari
dinding berplester sedangkan bagian luar dari campuran semen.
Bagian dalam
tembok sebaiknya dibuat dari campuran pasir, kapur dan semen dengan
perbandingan 3:2:1 yang sangat baik untuk mengendalikan suhu dan kelembaban
udara. Untuk mengurangi bau semen dapat disirami air setiap hari. Kerangka atap
dan sekat tempat melekatnya sarang-sarang dibuat dari kayu-kayu yang kuat, tua
dan tahan lama, awet, tidak mudah dimakan rengat.
Atapnya
terbuat dari genting. Gedung walet perlu dilengkapi dengan roving room sebagai
tempat berputar-putar dan resting room sebagai tempat untuk beristirahat dan
bersarang. Lubang tempat keluar masuk burung berukuran 20×20 atau 20×35 cm 2
dibuat di bagian atas. Jumlah lubang tergantung pada kebutuhan dan kondisi
gedung. Letaknya lubang jangan menghadap ke timur dan dinding lubang dicat hitam.
Sesudah gedung
siap digunakan untuk
peternakan burung walet, ada
beberapa metode untuk memancing burung
dari gua, gedung
yang lain atau
burung yang sudah
bersarang di tempat
lain sehingga burung tersebut mau
bersarang di dalam gedung baru. Karena burung walet membuat sarang dengan daun
dan air liur, dimana daun pinus adalah daun yang paling disukai, dengan
menggantungkan daun pinus di
gedung adalah metode
yang sangat mudah,
murah dan mujarab. Oleh
karena itu, motode ini
adalah metode yang
sangat biasa digunakan.
Metode yang
paling mujarab adalah sistem
tweeter, sistem ini menggunakan banyak
speaker di dalam gedung yang memutar suara burung wallet. Metode ini
dipakai setiap pagi dan sore agar terdengar oleh
burung walet yang
sedang mencari tempat
bersarang.
Disamping itu,
untuk memancing burung walet yang
berada di kejauhan,
bisa digunakan hexagonal
tweeter. Tweeter ini dipasang di
atap gedung walet dan suaranya sangat kuat sehingga burung walet yang sedang
terbang di kejauhan bisa mendengarnya.
Terdapat bermacam-macam sistem tweeter dalam jumlah besar mulai dari sistem otomatis yang cukup mahal, sampai CD player murah yang harus dihidupkan
secara manual. CD dan sistem tweeter
ini bisa dibeli di toko burung
walet.
Satu
metode lain untuk memancing walet yang
digunakan oleh pemilik
gedung walet adalah aroma wallet
. Biasanya metode ini hanya
dipakai di gedung walet
yang kosong dan
dengan aroma walet ini,
burung walet berpikir
bahwa gedung tersebut
sudah dihuni oleh
koloni burung walet sehingga tempat
itu aman untuk
walet.
Aroma walet
dibuat dengan 1kg
kotoran walet dicampur dengan 5
liter air. Kemudian, campuran
kotoran walet dan air
diendapkan selama 5
hari kemudian disaring.
Sesudah itu, air walet dicampur dengan
minyak ikan dengan perbandingan 3 : 1, kemudian diaduk.
Setelah itu
campuran siap untuk disemprotkan
ke dinding gedung walet, tetapi campuran
ini tidak boleh mengenai sirip papan karena merupakan tempat burung akan
bersarang. Jika gedung wallet tersebut baru dibangun, penyemprotan harus
dilakukan setiap minggu agar bau semen cepat hilang
2.5 Pemanenan Dan Manfaat
Sarang burung
walet dapat diambil atau dipanen apabila keadaannya sudah memungkinkan untuk
dipetik. Untuk melakukan pemetikan perlu cara dan ketentuan tertentu agar hasil
yang diperoleh bisa memenuhi mutu sarang walet yang baik. Jika terjadi
kesalahan dalam menanen akan berakibat fatal bagi gedung dan burung walet itu
sendiri.
Ada
kemungkinan burung walet merasa tergangggu dan pindah tempat. Untuk mencegah
kemungkinan tersebut, para pemilik gedung perlu mengetahui teknik atau pola dan
waktu pemanenan. Pola panen sarang burung dapat dilakukan oleh pengelola gedung
walet dengan beberapa cara, yaitu:
1. Panen rampasan
Cara ini
dilaksanakan setelah sarang siap dipakai untuk bertelur, tetapi pasangan walet
itu belum sempat bertelur. Cara ini mempunyai keuntungan yaitu jarak waktu
panen cepat, kualitas sarang burung bagus dan total produksi sarang burung
pertahun lebih banyak. Kelemahan cara ini tidak baik dalam pelestaraian burung walet karena tidak ada
peremajaan. Kondisinya lemah karena dipicu untuk terus menerus membuat sarang
sehingga tidak ada waktu istirahat. Kualitas sarangnya pun merosot menjadi
kecil dan tipis karena produksi air liur tidak mampu mengimbangi pemacuan waktu
untuk membuat sarang dan bertelur.
2. Panen Buang Telur
Cara ini
dilaksanankan setelah burung membuat sarang dan bertelur dua butir. Telur
diambil dan dibuang kemudian sarangnya diambil. Pola ini mempunyai keuntungan
yaitu dalam setahun dapat dilakukan panen hingga 4 kali dan mutu sarang yang
dihasilkan pun baik karena sempurna dan tebal. Adapun kelemahannya yakni, tidak
ada kesempatan bagi walet untuk menetaskan telurnya.
3. Panen Penetasan
Pada pola ini
sarang dapat dipanen ketika anak-anak walet menetas dan sudah bisa terbang.
Kelemahan pola ini, mutu sarang rendah karena sudah mulai rusak dan dicemari
oleh kotorannya. Sedangkan keuntungannya adalah burung walet dapat berkembang
biak dengan tenang dan aman sehingga polulasi burung dapat meningkat. Adapun
waktu panen adalah:
a. Panen 4 kali setahun Panen ini dilakukan
apabila walet sudah kerasan dengan rumah yang dihuni dan telah padat
populasinya. Cara yang dipakai yaitu panen pertama dilakukan dengan pola panen
rampasan. Sedangkan untuk panen selanjutnya dengan pola buang telur.
b. Panen 3 kali setahun Frekuensi panen ini sangat
baik untuk gedung walet yang sudah berjalan dan masih memerlukan penambahan
populasi. Cara yang dipakai yaitu, panen tetasan untuk panen pertama dan
selanjutnya dengan pola rampasan dan buang telur.
c. Panen 2 kali setahun Cara panen ini dilakukan pada
awal pengelolaan, karena tujuannya untuk memperbanyak populasi burung wallet.
Setelah hasil
panen walet dikumpulkan dalu dilakukan pembersihan dan penyortiran dari hasil
yang didapat. Hasil panen dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel yang
kemudian dilakukan pemisahan antara sarang walet yang bersih dengan yang kotor.
Gambaran
Peluang Agribisnis Sarang burung walet merupakan komoditi ekspor yang bernilai
tinggi. Kebutuhan akan sarang burung walet di pasar internasional sangat besar
dan masih kekurangan persediaan. Hal ini disebabkan oleh masih kurang banyaknya
budidaya burung walet. Selain itu juga produksi sarang walet yang telah ada
merupakan produksi dari sarang-sarang alami. Peternakan burung walet sangat
menjanjikan bila dikelola dengan baik dan intensif.
Hasil dari peternakan walet ini adalah sarangnya
yang terbuat dari air liurnya (saliva). Sarang walet ini selain mempunyai harga
yang tinggi, juga dapat bermanfaat bagi duni kesehatan. Sarang walet berguna
untuk menyembuhkan paru-paru, panas dalam, melancarkan peredaran darah dan
penambah tenaga.
BAB
III
KEIMPULAN
DAN SARAN
3.1 Kelsimpulan
Burung Walet
merupakan burung pemakan serangga yang bersifat aerial dan suka meluncur.
Burung ini berwarna gelap, terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sedang/kecil,
dan memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing, kakinya sangat
kecil begitu juga paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah hinggap di pohon.
Burung walet mempunyai kebiasaan berdiam di gua-gua atau rumah-rumah yang cukup
lembab, remang-remang sampai gelap dan menggunakan langit-langit untuk
menempelkan sarang sebagai tempat beristirahat dan berbiak.
Memiliki
rumah / gedung walet ibarat punya harta karun yang tak akan pernah habis. Namun
pemilikan itu tak akan berhasil kalau pemilik tidak menetapkan 5 prinsip
persyaratan ilmu perwaletan dalam pengelolaannya. Masing-masing adalah biologi,
ekologi, geografi, meteorology, dan ekonomi perwaletan. Kelima itu harus
sejalan, saling mendukung, dan salingmelengkapi pengelolaan.
Gambaran
Peluang Agribisnis Sarang burung walet merupakan komoditi ekspor yang bernilai
tinggi. Kebutuhan akan sarang burung walet di pasar internasional sangat besar
dan masih kekurangan persediaan. Hal ini disebabkan oleh masih kurang banyaknya
budidaya burung walet. Selain itu juga produksi sarang walet yang telah ada
merupakan produksi dari sarang-sarang alami. Peternakan burung walet sangat
menjanjikan bila dikelola dengan baik dan intensif.
3.2 Saran
Penyusun mengharapkan agar pembaca
dan teman-teman untuk memberikan saran dan kritik jika terdapat kekeliruan dalam penyusunan makalah demi tercapainya kesempurnan maklah ini.
DAFTAR PUSTAKA
www.kingwalet.com
http://bumipertiwiextrem.blogspot.com
Raih Kemenangan Besar Anda Disitus MARIO QQ, Hanya Dengan Modal Rp.10.000 Anda Bisa Menangkan Jackpot Jutaan Rupiah Setiap Harinya !!!
BalasHapus✅ BONUS TURN OVER 0.3%
✅ BONUS REFFERAL 15%
✅ WIN RATE GAME 96,9%
✅ 100% PLAYER Vs PLAYER ( NO ROBOT & ADMIN )
✅ Minimal Deposit Bank : Rp.10.000 (BCA MANDIRI BNI BRI DANAMON)
✅ Minimal Deposit Pulsa : Rp.10.000
✅ Support E-Cash : GOPAY , DANA , OVO , LINK
Berapapun Kemenangan Bosku Pasti Akan Kami Bayar dan Kita Proses Dengan Cepat !!!
Hanya Disitus MARIO QQ Yang Memberikan JACKPOT dan BONUS TURN OVER Yang FANTASTIS Loh !!! Ayo Tunggu Apalagi Buruan Daftarkan dan Mainkan
Langsung Disitus Resmi MARIO QQ Dibawah Ini melalui :
WHATSAPP +62 821-4331-1663
Link Alternatif :
- www.qmario. org
- www.qmario. xyz